Senin, 18 Mei 2009

Pasien Diabetes Harus Berhenti Merokok,Kenapa?

Penyakit diabetes mellitus atau sering pula disebut penyakit gula,menjadi salah satu penyakit yang dominan di masyarakat kita. Indonesia sendiri menurut survey 2008 menduduki peringkat 4 dalam jumlah penderita penyakit diabetes di seluruh dunia. Dengan fakta tersebut,bisa dikatakan 1 diantara 6 orang yang ada adalah penderita diabetes.
Diabetes atau penyakit gula muncul karena adanya suatu kondisi yang berhubungan dengan kadar gula darah (glukosa) yang tinggi (hiperglikemia). Hal ini karena tubuh tidak dapat menggunakan glukosa sebagaimana mestinya. Beberapa gejala klinis terkait diabetes misalnya terjadi polidipsi (banyak minum),polifagi (banyak makan),dan poliuri (banyak kencing).
Sampai saat ini penyakit diabetes belum dapat disembuhkan,tetapi dapat dikendalikan sehingga tidak berbahaya bagi kehidupan. Pengobatan yang teratur,pola makan yang sehat,olahraga yang cukup,dan tidak merokok,adalah beberapa cara dalam mengendalikan kadar gula darah.
Apabila kadar gula dalam darah tidak terkendali,maka bukan tidak mungkin gejala-gejala komplikasi diabetes seperti gagal ginjal,stroke,penyakit jantung,impoten,dan kebutaan kemudian akan muncul secara beruntun. Untuk menghindari komplikasi tersebut,hendaknya kita mengenal salah satu perilaku yang dapat memicu terjadinya komplikasi diabetes yaitu merokok.
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang sampai sekarang masih dijual bebas tanpa adanya pengaturan penjualan. Dengan kandungan 4.000 lebih bahan kimia,rokok menjadi salah satu faktor resiko untuk menderita diabetes. Bagi seorang perokok,resiko terkena diabetes 45% lebih besar dibanding yang tidak merokok. Bagi penderita diabetes yang merokok tentu akibatnya akan lebih besar. Rokok dan diabetes pada prinsipnya sama-sama memiliki efek merusak pembuluh darah. Bagi penderita diabetes yang merokok,efeknya yaitu kerusakan pembuluh darah akan semakin besar dan mungkin penyakit-penyakit seperti stroke,serangan jantung dan gangren akan segera muncul.
Melihat besarnya resiko penderita diabetes khususnya yang masih merokok,harus ada upaya konkret dalam rangka mengurangi resiko komplikasi diabetes ini. Mendasarkan pengalaman konseling berhenti merokok bagi pasien diabetes,didapatkan fakta bahwa sebagian besar pasien diabetes belum paham tentang adanya faktor resiko perilaku merokok dengan penyakit diabetes.
Pasien cenderung akan menyatakan bahwa merokok hanya berhubungan dengan penyakit paru-paru seperti asma,TBC,bronkitis dan sebagainya. Sedang diabetes menurut mereka hubungannya dengan pola makan dan keturunan. Pendapat dari sebagian besar pasien diabetes tersebut tidaklah salah karena memang ada banyak faktor penyebab dan faktor resiko dari penyakit diabetes dan salah satunya adalah rokok.
Melihat banyaknya pasien penderita diabetes yang belum memahami faktor penyebab dan resiko penyakit diabetes,maka ke depan diperlukan upaya penyadaran dan pehamaman secara menyeluruh dan berkesinambungan. Beberapa cara yang selama ini terbukti cukup efektif dalam upaya edukasi ini adalah penyuluhan bagi pasien diabetes,media-media edukasi seperti poster,leaflet dan booklet serta saran/nasihat dari dokter.
Berbagai cara tadi dalam proses berhenti merokok merupakan faktor eksternal bagi penderita diabetes yang merokok. Berdasarkan pengalaman,faktor internal merupakan faktor yang utama dalam mendorong pasien diabetes untuk berhenti merokok. Faktor internal itu yakni niat yang kuat dari dalam diri sendiri untuk berhenti merokok. Dengan dorongan inilah semua usaha berhenti merokok akan serasa mudah tanpa khawatir untuk kembali tergoda merokok lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar